Dengan pertimbangan yang melibatkan kepentingan keamanan nasional, perlindungan privasi, dan hubungan bilateral antara AS dan Tiongkok, perdebatan mengenai masa depan TikTok di Amerika Serikat terus berkembang, mencerminkan kompleksitas dalam menanggapi tantangan baru dalam era digital global.

Perjalanan TikTok di Amerika Serikat telah menuai kecaman dari kongres Amerika Serikat sejak tahun 2020. Hal ini bermula dari dugaan akan masalah keamanan data penggunanya yang mungkin dapat disalahgunakan oleh ByteDance, perusahaan induk TikTok asal Tiongkok.

Kontroversi ini telah menjadi fokus perhatian baik dari pemerintah maupun masyarakat secara luas. Tarik ulur mengenai larangan penggunaan aplikasi TikTok, hingga kisruh akuisisi saham TikTok oleh beberapa perusahaan raksasa asal Amerika Serikat itupun hingga kini belum menemukan titik terang.

Berikut linimasa terkait peristiwa kontroversi TikTok di Amerika Serikat:

April 2020

Amerika Serikat mulai menyatakan kekhawatirannya terhadap keamanan data pengguna aplikasi media sosial TikTok. Mereka meyakini bahwa data pengguna aplikasi TikTok dapat disalahgunakan oleh Tiongkok.

Juli 2020

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo menyatakan bahwa Amerika Serikat tengah mempertimbangkan larangan terhadap aplikasi media sosial milik ByteDance tersebut.

Agustus 2020

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif agar  ByteDance segera melakukan penjualan terhadap aplikasi TikTok jika tidak ingin dilakukan pemblokiran. 

Dia memberikan waktu hingga September untuk menyelesaikan penjualan ini. Beberapa perusahaan seperti Microsoft, Oracle, dan Walmart, menunjukkan minat dalam akuisisi TikTok.

September 2020

TikTok menolak tawaran Microsoft, dan memilih untuk membuat kesepakatan Oracle dan Walmart sehingga, Departemen Perdagangan AS memberikan tambahan waktu satu minggu terkait larangan TikTok.

Oktober 2020

Pemerintah AS menyetujui kesepakatan akuisisi TikTok oleh Oracle dan Walmart. Namun, beberapa detail teknis masih perlu diselesaikan sebelum kesepakatan akhir.

Februari 2021

Pemerintahan Biden mengumumkan bahwa mereka meninjau kebijakan terkait TikTok dan aplikasi lainnya yang memiliki potensi ancaman keamanan nasional. Ini menimbulkan ketidakpastian apakah larangan terhadap TikTok akan tetap dilanjutkan atau tidak.

Juli 2021

Pemerintahan Biden mengeluarkan Perintah Eksekutif yang melarang investasi Amerika dalam aplikasi seperti TikTok yang terkait dengan yurisdiksi musuh, terutama China.

Agustus 2021

Ketegangan antara AS dan Tiongkok terus meningkat terkait keamanan data dan privasi pengguna TikTok.

Desember 2022

Negara bagian Maryland, Amerika Serikat telah resmi melarang penggunaan aplikasi TikTok. Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur Maryland, Larry Hogan, yang mengatakan bahwa langkah ini dilakukan untuk mengatasi risiko keamanan siber.

Maret 2023

CEO TikTok, Shou Zi Chew dipanggil oleh parlemen Amerika Serikat untuk mengikuti agenda rapat anggota parlemen di Amerika Serikat. Dalam rapat ini, parlemen AS ingin mengetahui bagaimana TikTok menjaga keamanan dan melindungi data penggunanya sebanyak kurang lebih 150 juta pengguna aktif.

April 2023

Setelah peninjauan yang mendalam, Pemerintah AS mengumumkan adanya keraguan serius terkait privasi dan keamanan data yang diungkapkan oleh TikTok. Tindakan lebih lanjut diumumkan akan diambil dalam beberapa bulan mendatang.

Mei 2023

Pemerintah Amerika Serikat menerapkan lebih banyak regulasi terkait aplikasi asal Tiongkok, termasuk TikTok, sebagai bagian dari upaya untuk melindungi data pengguna Amerika.

Juli 2023

TikTok terus berusaha memperbaiki citra dan praktik keamanan datanya di AS, dengan Shou Zi Chew yang memimpin inisiatif tersebut.

Oktober 2023

Diskusi antara TikTok dan pemerintah AS berlanjut, dengan fokus pada cara untuk memastikan bahwa data pengguna TikTok tidak disalahgunakan atau diakses oleh pihak yang tidak berwenang.

Maret 2024

Pada tanggal 13 Maret 2024, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang terkait larangan TikTok di Amerika Serikat dan memberikan ByteDance waktu selama enam bulan sebelum akhirnya dilakukan larangan secara resmi, kecuali jika mereka ingin menjual sahamnya.

RUU tersebut telah disetujui berdasarkan perbandingan suara 352-65. Namun, RUU ini lagi-lagi memiliki ketidakpastian di Senat dikarenakan Senat memiliki pendekatan yang berbeda untuk mengatur aplikasi milik asing yang memiliki masalah keamanan.  

Dan hingga saat ini, belum bisa dipastikan terkait langkah-langkah selanjutnya jika RUU tersebut telah disetujui.

Dengan disahkannya rancangan undang-undang ini, maka keberadaan aplikasi TikTok kemungkinan akan benar-benar segera hilang di Amerika Serikat.

Meskipun nasib aplikasi TikTok masih belum memiliki kepastian, perjalanan panjang TikTok ini menunjukan bahwa betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan perlindungan privasi bagi para pengguna media sosial.

Baca Juga: 5 Alasan Konten Marketing Penting untuk Bisnis Anda

Nah, kini Anda telah mengetahui perjalanan panjang TikTok di Amerika Serikat. Jangan lewatkan kesempatan untuk selalu up-to-date dengan tren terbaru di dunia digital marketing dan media sosial. Kunjungi website Katarsa secara rutin untuk mendapatkan berita terkini, tips, dan wawasan mendalam yang akan membantu Anda tetap terdepan dalam industri yang terus berkembang ini. Jadilah yang pertama mengetahui informasi terbaru dengan menjadikan Katarsa sebagai sumber utama Anda.

Penulis: Rafflesia Ningsih Lestari