Berdasarkan data yang dikutip dari dataindonesia.id, jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai 65,47 juta unit pada tahun 2019. Namun pada umumnya para pelaku UMKM masih mengandalkan media sosial dan marketplace untuk memasarkan produknya. Padahal sebenarnya, beberapa bidang bisnis bisa mengoptimalkan peran Google untuk meningkatkan konversinya.  Hal tersebut bisa dilakukan melalui iklan Google Search ads.

 

Apa Itu Google Search ads?

Pada dasarnya Google Search ads adalah fitur iklan yang disediakan oleh Google untuk membuat, merencanakan, mengatur dan menerbitkan iklan produk atau jasanya di search engine. Iklan ini sangat menguntungkan bagi bisnis yang sering dicari oleh audiens melalui kata kunci tertentu.

Beriklan di Google Search ads, kamu juga bisa meningkatkan jangkauan, impresi, klik, dan konversi. Selain itu, kamu bisa mengupayakan agar iklan tersebut tetap berada di halaman pertama.

Namun demikian, semua hal tersebut tidak bisa dilakukan dengan cara mudah dan membutuhkan usaha yang benar-benar gigih. Tetapi kamu tidak perlu khawatir, karena kali ini Katarsa akan memberikan kamu arahan untuk membuat iklan di Google Search ads. Mari simak penjelasannya!

Lakukan Riset dan Persiapkan Budget

Hal pertama yang harus kamu persiapkan adalah merencanakan semuanya dengan melakukan riset dan mempersiapkan budget. Saat beriklan di Google Search ads kamu akan berkompetisi dengan banyak bisnis.

Persaingan pun akan semakin ketat karena pada dasarnya semua bisnis yang membuat iklan di Google Search ads selalu ingin menjadi yang pertama. Riset bisa kamu lakukan dengan berbagai cara, misalnya sebagai berikut:

 

1. Riset Kata Kunci

Setiap bisnis pasti mempunyai keunggulan tertentu yang selalu dicari oleh audiens melalui Google. Jika kamu mempunyai bisnis parfum, tentu akan ada banyak audiens yang mencari kata kunci mengenai parfum. Misalnya, “parfum terdekat”, “toko parfum murah”, “toko parfum berkualitas” dan lain sebagainya. Maka dari itu, kamu harus melakukan riset kata kunci terlebih dahulu dengan tools riset sebagai berikut:

1.1. Google Keyword Planner

Riset kata kunci yang paling sering digunakan adalah Google Keyword Planner.

Meningkatkan Konversi Bisnis UMKM dengan Google Adwords

 

Di Google Keyword Planner kamu bisa menginput kata kunci yang berkaitan dengan bisnis kamu. Misalnya kamu mempunyai usaha sewa sound system, maka carilah kata kunci yang berkaitan dengan sound system. Setelah itu, Google Keyword Planner akan menampilkan data-data sebagai berikut:

1.1.1. Average monthly search: rata-rata pencarian kata kunci setiap bulan

1.1.2. Three month change: persentase perubahan dalam tiga bulan terakhir

1.1.3. Year over year change: persentase perubahan dalam setiap tahunnya

1.1.4. Competition: tingkat kesulitan untuk memenangkan kata kunci

1.1.5. Ad impression share: mengetahui seberapa besar iklan tersebut menjangkau banyak orang

1.1.6. Top of page bid (low range): biaya terendah yang harus dibayar agar iklan berada di posisi atas

1.1.7. Top of page bid (high range): biaya tertinggi yang harus dibayar agar iklan berada di posisi atas

 

Baca Juga: 5 Hal yang Jarang Orang Ketahui Saat Beriklan di Google Ads SEM

 

1.2. Ubersuggest (Neilpatel) Non Premium

Ubersuggest Non Premium merupakan tool riset keyword gratis yang bisa diakses melalui websitenya. Kamu bisa mengetahui informasi mengenai search volume keyword, SEO difficulty, paid difficulty, cost per click. Selain itu, Ubersuggest juga memberikan rekomendasi keyword yang relevan.

 

1.3. Wordstream

Tool terakhir yang bisa kamu gunakan untuk riset kata kunci adalah Wordstream. Perbedaan antara Wordstream, Ubersuggest, dan Google Keyword Planner adalah opsi industri. Pada opsi tersebut, kamu bebas memilih industri apa yang cocok dengan bisnismu. Misalnya kamu mempunyai bisnis di bidang otomotif, maka kamu bisa memilih industri otomotif untuk menyesuaikan kata kuncinya.

 

2. Riset Performa Iklan Kompetitor

Setelah itu kamu juga harus melihat performa iklan kompetitor. Misalnya masukan kata kunci di Google, lalu kamu bisa melihat ada berapa bisnis yang menggunakan kata kunci tersebut.

Ketika sudah mendapatkan hasilnya, kamu bisa memperhatikan siapa saja bisnis yang menduduki peringkat pertama Google, kedua, ketiga dan seterusnya. Setelah itu, kamu juga harus memperhatikan secara detail headline dan deskripsi yang ada di iklan tersebut. Hal itu bisa kamu lakukan dengan cara seperti ini:

Peringkat Google Hari Senin

Headline Hari Senin

Deskripsi Hari Senin

PT. A

“Ayo sewa sekarang, harga murah meriah”, “sewa mobil top nomor 1”

Melayani sewa mobil termurah untuk pengangkutan barang dan pindahan rumah

PT. B

“Jasa sewa mobil termurah”, “sewa mobil berkualitas”, “sewa mobil terdekat”

Tempat penyewaan mobil terlengkap dan termurah, selalu buka 24 jam nonstop

PT. C

“Jasa sewa mobil”,  “sewa mobil Jabodetabek”, sewa , mobil Jakarta”

Sewa mobil khusus Jabodetabek, harga bisa negosiasi

Tabel di atas merupakan salah satu contoh untuk riset terhadap performa iklan Google Search ads kompetitor. Kamu harus melakukan hal tersebut dalam seminggu pertama, agar kamu mendapatkan data yang kuat untuk dijadikan referensi. Misalnya di hari Senin kamu melihat PT. A yang mendapatkan peringkat pertama, namun di hari Selasa kamu melihat PT. C yang mendapatkan peringkat pertama.

Setelah kamu mendapatkan data selama seminggu, cobalah kaitkan dengan data kuantitatif riset kata kunci yang telah dilakukan. Setelah itu, lakukan optimasi budget yang akan ditentukan.

 

Baca Juga: 5 Jenis Data dalam Google Analytics yang Harus Diketahui Pebisnis Pemula

 

3. Tentukan Budget

Budget dalam iklan Google Searh ads tidak ditentukan secara subjektif, tetapi harus berdasarkan data riset yang telah dilakukan. Ketika kamu sudah mendapatkan budget yang akan dipilih, kamu bisa melakukan forecasting di Keyword Planner sebagai berikut:

 

Setelah kamu memasukkan maksimal 10 kata kunci, kamu bisa melakukan forecast sesuai dengan budget yang kamu tetapkan. Misalnya pada data di atas, jika kamu memilih budget cost per click 3 ribu per hari, maka kamu akan mendapatkan 565 klik, dan 13 ribu impression, cost yang akan kamu keluarkan sebesar 1.7 juta rupiah dalam satu bulan, dan kamu akan mendapatkan rata-rata klik (CTR) sebesar 4.4%.

Data tersebut bisa jadikan fondasi dalam membuat iklan di Google Search ads Kamu akan mengetahui budget yang cocok untuk digunakan dalam sebulan. Tetapi forecasting ini bukanlah hal yang bisa kamu jadikan data untuk bersaing dengan bisnis yang lain. Data tersebut hanya untuk melakukan peramalan ke depannya saja.

4. Membuat Iklan Google Search ads

Setelah membuat forecasting untuk beriklan di Google Search ads, kini saatnya kamu langsung membuat iklan di akun Google Ads dengan cara sebagai berikut:

Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah membuat campaign dan memilih objektif yang telah disediakan. Objektif yang bisa kamu gunakan dalam membuat iklan Google Search ads adalah leads dan website traffic. Kedua objektif tersebut mempunyai keunggulan masing-masing untuk meningkatkan konversi dari bisnis kamu.

 

Baca Juga: SEO dan SEM: Apa Perbedaannya di Dunia Digital Marketing

 

4.1. Objektif Leads

Menurut laman Google Support leads adalah objektif yang mendorong pelanggan agar berminat pada produk atau layanan dengan mendaftar ke buletin atau memberikan informasi kontak melalui telepon. Selain itu, objektif ini mempunyai fokus untuk memproses konversi, seperti penargetan audiens, ekstensi, dan iklan yang ditampilkan kepada orang-orang saat mereka menjelajahi situs, video, dan aplikasi yang bermitra dengan Google.

 

Kamu harus memilih goal yang kamu inginkan. Misalnya website visit, phone calls, store visits, app download, atau leads form submission. Namun jika bisnismu menargetkan calon pelanggan untuk melakukan telepon, goal phone calls adalah yang paling tepat untuk objektif leads. Setelah menginput nomor telepon yang diinginkan, iklan tersebut harus kamu beri nama sesuai dengan keinginan. Selanjutnya lakukan bidding harga dengan budget minimal 3 ribu rupiah per klik atau per konversi.

 

Setelah menetapkan bidding, kamu akan menentukan campaign setting untuk memilih lokasi penempatan iklan, bahasa, jadwal iklan dan lain sebagainya. Jika sudah menyelesaikan campaign setting, kamu akan masuk ke dalam halaman keyword untuk menginput website kamu dan beberapa kata kunci.

 

Di halaman keyword ini, kamu akan direkomendasikan untuk menggunakan kata kunci broad match. Setelah melengkapi kata kunci yang sudah diinput, kamu akan mengisi headline dan deskripsinya.

 

 

Setelah itu, kamu dapat membuat budget harian yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat persaingan dengan bisnis lainnya. Selain itu, kamu bisa melakukan tracking untuk mengetahui jumlah konversi yang ada di iklan.

 

Baca Juga: Cara Menggunakan Google Trends untuk Riset Kata Kunci

 

4.2. Objektif Website Traffic

Selain menggunakan leads, kamu juga bisa menggunakan objektif website traffic untuk menampilkan website dan beberapa headline yang lebih banyak daripada objektif leads. Dilansir dari laman Google Support website traffic adalah objektif yang berfokus untuk mendorong calon pelanggan untuk mengunjungi situs website. Apabila kamu ingin meningkatkan pengunjung situs website, maka gunakanlah objektif ini.

Untuk langkah-langkahnya tidak ada yang berbeda dengan objektif leads, namun di objektif website traffic kamu harus benar-benar memantapkan kemampuan kamu untuk mempengaruhi orang untuk melakukan klik di headline.

 

Usahakan headline yang kamu gunakan mendapatkan kategori ad strength excellent, agar dapat mendorong iklan tersebut bisa berperforma baik.

Punya pertanyaan lebih lanjut seputar content marketing, atau keseluruhan strategi penerapan digital marketing? Silakan chat langsung dengan kami melalui Whatsapp di sini dan juga lihat layanan kami di sini

TELEPON SEKARANG WHATSAPP SEKARANG

Exit mobile version